Kelompok 3 9ICP
(Arkana, Keanu, Anin, Windrya, Fira, Sabrina, Afif)
Kebanyakan media sekarang berisi konten-konten tentang pernikahan dini. Tapi, kenapa mereka melakukan itu? Di Indonesia sendiri, umur minimal untuk menikah bagi laki-laki dan perempuan adalah 19 tahun ke atas. Hal ini sudah tercantum pada Pasal 7 Ayat 1 dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019.
Sedangkan usia ideal laki-laki untuk menikah adalah 25 tahun dan usia perempuan adalah 21 tahun. Namun, apa itu pernikahan dini?
Pengertian Pernikahan Dini
Pernikahan dini adalah perkawinan yang dilakukan oleh calon mempelai sebelum mencapai batas usia minimal yang ditentukan. Namun, di Indonesia, orang tua memiliki banyak alasan untuk menikahkan anak-anak mereka secara dini, seperti kondisi ekonomi yang buruk, tradisi yang masih berlaku di beberapa daerah, serta kurangnya pendidikan tentang reproduksi, baik bagi orang tua maupun anak-anak mereka sendiri.
Dampak Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Dampak pernikahan dini dalam jangka pendek dapat terlihat pada kesehatan mental anak maupun orang tua, misalnya perlakuan KDRT serta ketidaksiapan mental orang tua yang dapat berpengaruh terhadap anak-anak mereka di masa depan.
Untuk jangka panjang, pernikahan dini berdampak pada kesehatan organ reproduksi yang dapat menyebabkan penyakit menular seksual, seperti HIV dan sifilis. Organ reproduksi perempuan, terutama rahim yang belum siap mengandung, juga berisiko menyebabkan kematian bagi ibu maupun janin yang dikandungnya.
Solusi Mencegah Pernikahan Dini
Ada banyak solusi untuk mencegah pernikahan dini. Hal pertama yang dapat dilakukan adalah mengedukasi para orang tua dan remaja tentang bahaya serta risiko pernikahan dini. Edukasi ini penting agar mereka lebih sadar dan mampu mencegahnya sejak dini.
Kedua, memberikan pendidikan tentang organ reproduksi, baik bagi perempuan maupun laki-laki.
No responses yet